Hari-hari di Shelter



Seperti apa sih kehidupan di shelter covid? Oke buat yang belum pernah ngalamin, saya ceritain aja yaaa...ga usah ngalamin sendiri deh kalo bisa.

Oh ya sebagai disclaimer, ga semua shelter sama plek, pasti ada lah perbedaannya. Yang saya ceritakan berikut adalah pengalaman saya, suami dan anak saya saat isolasi mandiri di unires, sebuah asrama/wisma pascasarjana yang dialihfungsikan menjadi shelter covid. Karena shelter ini milik UMY, maka yang isolasi disini sebagian besar adalah warga UMY: mahasiswa, karyawan, dosen, beserta keluarganya. Tapi saya lihat ada juga dari umum yang ikut isolasi di sini.

Fasilitas shelter yang kami tinggali ini oke juga, ada Twin bed, Tv flat, kamar mandi dengan air panas dan dingin, pemanas air untuk minum, balkon yg bisa buat jemur2 dan melihat sawah nun jauh disana.
Kenapa kami memilih shelter? Ya karena disini ada dokternya, jadi kesehatan terpantau. Ada makanannya, jadi ga harus masak. Dan rumah aman dari jamahan kami jadi ga ribet nanti desinfeksinya. 

Aturannya sih, sekamar diisi 1 orang. Awalnya juga pak su cuma sendiri. Lalu menyusul Lanang, lalu menyusul saya. Karena sekeluarga, kami dijadikan 1. Dapet extra bed, extra pillow, extra blanket. Wah udah kaya di penginepan aja :).

Untuk keperluan mandi dan cuci, dont worry. Di setiap lobby tersedia sabun kecil2, shampoo, detergen, cairan pencuci piring. Tinggal ambil seperlunya. Tersedia juga sachetan gula, kopi dan teh. Pokoknya aman deh asalkan badannya enak aja, akan nyaman2 aja disini.

Tim medis yang terdiri dari 1 dokter dan 1 perawat, akan visit sehari 2 kali. Mereka mengenakan APD, berkeliling dari kamar ke kamar melakukan pemeriksaan rutin: tensi, stetoskop, saturasi oksigen, suhu. Lalu menanyakan ada keluhan apa, dan memberikan obat jika perlu. Oh ya di shelter juga disediakan oksigen buat penyintas yang merasa memerlukan, bisa diantar ke kamar.

Tim medis ini berjaga sampai jam 7 malam. Setelah itu mereka akan menginfokan nomor yang bisa dihubungi kalau emergency di malam tersebut.

Kegiatan di shelter utamanya istirahat dan makan. Di shelter ini tidak dibudayakan interaksi fisik seperti sesama penghuni ngumpul atau bercengkrama. Aktifitas berkumpul hanya 2 hari sekali senam, dan berjemur atau berolahraga ringan setelahnya.  Selain itu, senyap. Semua beraktifitas di kamar masing-masing. Saya kan bertiga ya, jadi di kamar masih rame. Masih ngobrol, becanda, dan ada yang jagain saat kondisi tubuh ngedrop. Yang bener-bener sendiri pasti sepi sekali ya rasanya... 




Di shelter ini kami masih bisa jalan-jalan keluar, berjemur, ambil kiriman ke depan. Yah seperti asrama biasa. Tapi jarang yang saling berkunjung ke kamar, sepertinya semua konsentrasi dengan pemulihan diri.

Lanang yang sehat walafiat..tetap bisa ikut zoom class setiap harinya. Ni anak semangat banget, berangkat ke shelter bawa seragam, laptop dan buku sekolah. Jadi misalpun ada senam, lanang setelah senam kembali ke kamar dan ikut zoom meeting. Kadang menghilang sebentar, sarapan. Hehe... tugas juga tetap dikerjakan. Cuma ada yang molor2 karena kalau bapaknya lagi meeting dan emaknya lagi teler, kalo bingung ga ada tempat bertanya. Terus dia main deh, hehe.

Pak su juga tetap bekerja. Meeting-meeting online dan nguji skripsi tiap hari. Kadang saya jadi ikut puyeng tiap dengar ada mahasiswa "dibantai". Tapi kalo dapet lemparan headset pak su langsung paham kalo suara speaker hp nya mulai mengganggu perdamaian dunia :).

Begitulah, kehidupan tetap berjalan.  Meskipun setelah melewati 6 hari homesick mulai terasa. Rindu izam melanda kami. Apalagi saat lanang dan bapaknya kondisinya sudah stabil, saya jadi pengen cepet stabil juga dan kembali ke rumah..

Home sweet home.... 

Intinya..shelter bisa jadi pilihan untuk isolasi  mandiri, kalau anda OTG, gejala ringan atau ringan menuju sedang.
Tapi untuk kondisi yang lebih serius.. rumah sakit lebih sesuai.
Paling enak sih di rumah dalam keadaan sehat. Percaya deh.

Note.
Terimakasih untuk seluruh tim Unires. Para Dokter dan perawat yang dengan sabar merawat dan menjawab pertanyaan kami yang bertubi-tubi, Tim sekuriti yang harus naik turun untuk mengantarkan paket ke lantai 2 (banyak kiriman dan banyak belanja), petugas cleaning yang baik hati. semoga seluruh kebaikannya jadi amal jariyah ya....

Comments

Popular Posts