HSJT(2)


HaRga seBuah jaM tanGaN....................

Nyaris keselek

“ Ehm....ndengerin....iya...sebagian tapi....” Noko salah tingkah. Wah ketahuan nih,,,,
Niniek mendekatinya, menyentuh tangannya dengan lembut.
“Ada apa to Mas, mikirin apa?” ah kepalang basah, pikir Noko. Lanjutkan saja
“Enggak..aku cuma inget toko yang di deket rumah Bu dhe Tomo itu lho Niek....”
“Toko arloji yang gedhe banget itu to? Ada apa Mas?”
“Nggak ada apa-apa, cuma tadi mas lewat, tokonya dah tambah maju ya? Barang-barangnya juga bagus-bagus, tadi mas liat jam tangan...”
“Oh mas pengen beli jam tangan?” ah Niniek..selalu saja straight to the point, bikin Noko tambah salah tingkah
“Mas cuma bilang jam tangan itu bagus, bukannya mau beli...kebetulan aja yang punya toko pinter naro nya di etalase depan, posisinya paling depan lagi...udah ah Niek, kita nonton TV aja yuk..”
Noko segera berjalan ke ruang depan, Niniek mengikuti langkahnya dengan wajah bingung.
Hari demi hari, ulang tahun Noko semakin dekat. Niniek tampak biasa-biasa, tidak tampak seperti sedang merencanakan sesuatu. Tapi Noko tidak khawatir, sebab biasanya Niniek paling pintar membuat kejutan. Noko yakin Niniek pasti membelikan jam tangan itu untuknya. Tapi kenapa Niniek tidak pernah bertanya, merk atau keterangan lain tentang jam itu tangan ya? Ah tapi Niniek kan cerdas, dia pasti sudah menangkap “hidden masage” yang Noko sebutkan. Toko jam dekat rumah Bu dhe Tomo, etalase terdepan, posisi terdepan. Noko jadi tak sabar menunggu hari jadinya.
Lalu hari itu tibalah.
Pukul 04.30, setelah sholat shubuh Niniek memberinya kecupan
“Selamat Ulang tahun Mas Noko sayang....semoga tambah sholeh ya.....”
Noko tersenyum. Ini pasti kejutan pertama, batinnya. Noko berani bersumpah ia sudah siap, sangat siap dengan kejutan-kejutan selanjutnya
Sebelum ke kantor, Niniek menyediakan sarapan untuk Noko, seperti biasa. Lalu keduanya pergi ke kantor masing-masing, juga seperti biasa. Lalu saat sore Noko pulang kerja, Niniek sudah berada di rumah menyiapkan goreng pisang dan teh aroma melati, itu pun masih seperti biasa. Sampai saat makan malam, ngobrol sambil nonton TV, lalu beranjak tidur, semuanya biasa-biasa saja. Noko tak tahan lagi...Mana kejutan istimewamu Niek...? batinnya berteriak, meski wajahnya tersenyum. Akhirnya dengan mempertaruhkan rasa malu dan gengsi nya, Noko mencoba klarifikasi.
“Niek...ulang tahun mas malam ini rasanya kok agak beda ya....”
“Beda gimana to Mas?'
“Yah..beda aja gitu...”
“mungkin karena Mas sekarang sudah punya isteri, dulu kan masih bujang”
“Iya..dulu masih bujang...” duh kemana sih arah pembicaraan ini. Noko baralih stratetegi. Straight to the point, seperti gaya Niniek
“Niek..kok tumben kamu nggak ngadoin mas sih?”
Niniek menatap suaminya, tersenyum penuh arti
“Ooh..jadi Mas ngersakke kado dari Niniek ya...”putri solo itu mengerling, menggoda
“Bukannya gitu, cuma pengin tahu, kok beda sama biasanya gitu” Noko membelai isterinya. Jauh disana, di dalam hati Noko ada harapan isterinya akan bangkit dan memberikan kado untuknya. Tapi nada serius Niniek lah yang terdengar kemudian
“Sejak Niniek menikah sama Mas, Ninik dah berjanji sama diri sendiri, nggak akan melawan prinsip-prinsip mas. Soalnya mas kan imam niniek, jadi kalau Mas bilang A, ya Niniek ikut A. Mas bilang B ya Niniek ikut B..kalau mas nggak suka merayakan ultah, ya Niniek harus ikut....Kan mesti gitu to mas?”
Noko mengecup ubun-ubun isterinya, lalu mengucap terimakasih. Tapi hatinya mencelos, melayanglah sudah jam tangan dari angan.....
to be continued......

Comments

  1. mbak..dikasih tagboard dong..
    oo..maksudnya yang kek gitu toh?aku ada beberapa..ada juga yg item putih kek gambarnya anak TK gitu..mau ngga?kalo mau,kirimin aku email, ntar tak kirimin bannernya,ok?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts