speech therapy: 1,2,3, 4

niat ini sudah kugagas jauh2 hari, untuk menuliskan pengalaman terapi peri kecilku. sekedar share, supaya tmn yg lain bisa dapet gambaran, n supaya bea yg kubayarkan ga cuma termanfaatkan untukku... semoga bermanfaat.

pre

sebelumnya aku ke tumbuh kembang dulu, untuk tau layanan tumbuh kembang kaya apa (hehe..) dan utamanya supaya gendhuk dapet rekomendasi dari tumbuh kembang sebaiknya gimana. ternyata di situ mirip DDTK (Deteksi dini tumbuh kembang anak), cum langsung ditangani dokter. tools yg dipegang dokternya mirip kaya yg untuk tes binet tapi lebih simpel (wah, waktu itu kok ga ngopy ya..). kata dokternyanya perlu stimulasi aja. aku minta rekomendasi ke speech therapi karena memang itu bagian yang paling perlu diwaspadai

1st day therapy..

ke dokter IRM dulu, setelah itu ke speech therapy. ternyata suasananya menyenangkan. gendhuk hepi banget ditemui 2 terapis cowok yang mengajaknya main musik. sampe berdiri dan joget2 segala. rupanya pertemuan pertama ini untuk semacam rapport ke anak dan pengisian list. aku ditanya, sementara gendhuk diajak bermain. permainan yg dilakuan tiup suling, mainan pencet2 yg keluar suaranya, terompet, balon sabun, puzzle. hari itu gendhuk belajar mengucap kata minta dan lagi. pokoknya ini berkesan banget karena dia ceria dari awal sampe akhir.

ternyata cara ngajarinnya ga jauh beda sama di rumah. aku kira terapis tidak akan mengajarkan pemenggalan kata sehingga anak hanya mengucapkan ujung belakangnya saja. tapi ya ga papa.. mereka kan sekolah untuk melakukan itu, aku belajar dan mengamati saja dulu.

2nd day therapy..

agak berjeda 2 minggu, karena gendhuk habis panas. pertemuan ini dia kalem banget, mungkin karena males ngomong karena habis sakit, ngantuk atau mungkin juga segen ma terapisnya. terapisnya beda sama yg kemarin. ternyata 2 mas2 itu mahasiswa magang, jadi udah ga ada lagi. kali ini sesi terapinya bener2 belajar. main puzzle model 1 keping, sambil menyebutkan benda apa, silinder warna warni. gelembung sabun, dll. dari semua kegiatan itu cuma gelembung sabun yg berhasil embuatnya tertawa. yang lainnya dia ya main, tapi tanpa suara. aku sendiri melihat sesi ini juga kurang fun dari yg sebelumnya.

3nd day therapy..

belum jera :), kami datang lagi. karena gendhuk juga ga nolak waktu diajak ke terapi jadi aku berkesimpulan dia ga trauma dengan kejadian sebelumnya. pas ketemu terapisnya, dia agak menarik diri. mungkin tau begitu maka gendhuk dioper ke terapis lain (kayaknya juga mahasiswa magang). awalnya gendhuk ga konsen karena ada anak lain yg lagi menangis jejeritan, maka kemudian dibawa ke ruang bagian dalam (note: aku ga akan pernah membiarkan dia hanya berdua dengan terapis di ruangan ini!). di pertemuan ini lumayan, suaranya keluar meski lirih. uniknya begitu masnya keluar untuk ambil sesuatu, gendhuk ngoceh ga jelas ke aku dengan suara yg keras. giliran masnya masuk, mulai deh dia pasang volume kecil. disini ga jauh beda kegiatannya dengan pertemuan kedua, main puzzle, menara donat, silinder warna,buah2an sambil diminta mengulang (meskipun beberapa kali diminta mengulang gendhuk malah mengangguk atau bilang "iya". mungkin maksudnya "iya mas, bener itu.." haha..). aku sempet ngasi masukan (mulai deeh..) untuk pakai gelembung sabun , ternyata gendhuk seneng. meskipun ada beberapa pola komunikasi yg menurutku perlu dikoreksi tapi menurutku sesi ini lebih baik dari minggu sebelumnya.

4th day therapy...

kali ini ketemu dengan terapis hari kedua, tapi karena suaranya pelan, maka lagi-lagi dibawa ke kamar tertutup dengan mas yg kemarin. kali ini kayaknya gendhuk lebih terbiasa, sehingga suaranya lebih keras (meskipun masih lebih pelan ketimbang kalau ngomong di luar sesi terapi).kegiatannya masih sama juga dengan sesi sebelumya, kayaknya gendhuk oke2 aja. dia mulai udah kenal polanya. begitu selesai dengan 1 kegiatan, matanya langsung mencari mainan yang lain untuk "digarap". dia lebih cepet ketika diminta menirukan, meskipun sesekali memilih untuk menatap dirinya lama2 di cermin gedhe yg ada di depannya:). oh ya di sesi ini juga ada pemijatan, dipijat di bagian pipi dan bibirnya.

jadi intinya, kegiatannya adalah mengerjakan ape (alat permainan edukatif-note) sambil menyebutkan/menirukan yang diucapkan terapis. aku heran juga karena ternyata modelnya bukan bertahap mengenalkan sesuatu tapi apa aja yg penting dia ngucap. kesimpulanku, sesi ini lebih ke nglanyahke anak ngomong apa aja, bukan menambah kosakata baru untuk digunakan secara bermakna. karena hanya sekali dilakukan, setelah itu ganti mainan lagi. tapi ini mungkin juga beralasan, kalau 1 ape digunakan berulang sampai anak2 benar apal, anak juga mungkin bosan sebelum bisa. aku masih memantau sejauh mana kegiatan nglanyahke ini terekam dalam memory anak, dan gimana dampaknya. bisa nglanyahke itu juga akan tergunakan dalam komunikasi bermakna yg dilakukan anak. untuk ini aku masih dalam proses observasi.

anyway, sampai sekarang aku belum berniat stop terapi. selama gendhuk oke dan menanggapi ajakan pergi terapi dengan mata berbinar (jangan2 yg bikin berbinar bukan kata "terapi"nya, tapi kata "pergi"nya), berarti jalan terus. sempat tergoda sih, untuk nggak usah terapi aja mending beli ape banyak2 terus terapi sendiri. tapi aku koreksi ide itu dengan, tetap terapi sambil terus belajar cara stimulasi bicara yg efektif, stimulasi terus di rumah sambil secara bertahap menambah ape. kan ga harus beli, bisa bikin dari limbah *tuing tuing*

sejauh ini perkembangannya baik dan aku juga ga ngoyo.

pokokna mah the best interest of the child aja!! ............... to be continued

Comments

Popular Posts